Beberapa waktu lalu negeri ini sempat dihebohkan olah berita ditemukannya vaksin palsu yang beredar dan bahkan sudah digunakan kepada anak-anak dalam program vaksin mandiri. Kabar tersebut tentu saja membuat was-was konsumen dan bisa berakibat fatal bagi anak-anak yang sudah terkena vaksin palsu. Belum lama ini juga terungkap peredaran obat palsu yang membuat konsumen semakin was-was melakukan pembelian obat. Terlebih pada saat situasi pandemik sepeti ini dimana trend pembelian obat secara online semakin meningkat, sehingga dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat palsu.
Berikut adalah beberapa jenis obat palsu yang biasa beredar:
1. Repack dari Obat Generik
Jenis obat palsu ini adalah obat yang pada dasarnnya tidak terlalu berbahaya, karena jenis obat ini hanya mengganti kemasan dri obat generik menjadi obat paten yang hargannya jauh lebih mahal. Kandungan dari jenis obat palsu ini tetap sama dan bisa memberikan efek yang diinginkan. Namun komsumen dirugikan karena harus membeli jauh lebih mahal dari yang seharusnya.
2. Kadarnnya Kurang
Jenis obat palsu ini adalah dengan mengurangi kadar dari yang seharusnnya sesuai dengan yang tercantum di dalam kemasan. Jika mengkonsumsi obat palsu seperti ini maka efek terapi yang diinginkan tidak akan tercapai dan bisa berakibat fatal jika dikonsumsi oleh pasien kritis.
3. Mengganti ED
Jenis lain dari obat palsu adalah dengan menghapus tanggal ED yang seharusnnya dan menggantinnya dengan tanggal ED yang baru. Obat palsu ini juga sangat berbahaya jika dikonsumsi karena bisa saja sudah terkontaminasi dan tidak memberikan efek terapi yang seharusnnya.
4. Tidak memiliki ijin edar
Obat palsu seperti ini biasannya adalah obat-obat selundupan yang masuk ke Indonesia dengan cara yang illegal. Tentu saja obat-obat ini belum terbukti keamanannya karena belum lolos pengujian dari BPOM. Bisa juga obat palsu seperti ini menjantumkan nomer ijin edar di kemasannya, tetapi nomer tersebut tidak terdaftar di BPOM atau menggunakan ijin untuk produk lain yang sejenis.
5. Berisi bahan yang tidak seharusnnya
Jika obat palsu tersebut hanya diisi dengan placebo maka tidak akan terlalu berbahaya karena biasannya placebo tidak akan memiliki efek terapi. Tetapi akan berakibat fatal jika obat-obat tersebut adalah obat yang yang dibutuhkan oleh pasien dalam keadaan kritis. Jenis obat ini akan lebih berbahaya jika diisi dengan bahan obat yang tidak seharusnnya. Biasannya terjadi pada kasus obat tradisional yang diisi oleh bahan kimia obat [TA].